Hampa
Hampa sama saja dengan kosong,
tak ada apa-apa di dalamnya. Itukah yang kurasakan sekarang? Saya sendiri tak
tahu. Inikah yang disebut dengan kebosanan menjalani hari-hari? Saya pun
bingung menjelaskannya. Rasanya suasana hampa tersebut mengikutiku tiap hari. Ini
bukan hampa yang sehampa-hampanya. Masih ada terbesit rasa di ruang jiwa. Namun
pemaknaan atas semuanya, tak jua muncul dalam ruang pikir.
Saya sendiri takut, rasa hampa
itu akan menggelayut hingga ajal menjemput. Apa yang bisa kulakukan sekarang?. Diri
ini pun masih diam, entah mengapa ia tak tahu harus berbuat apa untuk memerangi
kehampaan yang menyerangnya. Semua yang terlihat di matanya hanya kebingungan,
harus apa? Dan bagaimana caranya?. Sejuta tanya yang mengudara, tanpa ada satu
pun jaring jawaban yang bisa menangkapnya. Hanya bisa meyakinkan diri, bahwa hampa
ini hanya butuh sebuah gerakan dari jiwa untuk melawan, agar semua hal yang
telah terlaksana tak berujung sia-sia belaka.
Dilema, suatu perasaan yang
berbarengan ikut memberondong ruang pikirku. Ada saja saat ketika ruang pikirku
hendak melakukan sebuah gerakan melawan kekosongan ini, raga ini tak mau
mengikuti perintahnya. Barangkali raga ini telah teracuni oleh lingkungan dan partikel
radikal bebasnya yang jahat. Sehingga, raga ini tak peka lagi terhadap kondisi
yang ada. Yang ia rasakan hanyalah efek racun kekosongan itu.
Saya pun menjadi tak yakin, akankah
ada sesorang yang datang untuk menyembuhkanku dari semua ini. Meskipun sosok
itu pernah mengatakan kesanggupannya, namun nyatanya itu tak terbukti hingga
sekarang. Kata-kata yang pernah ia ucapkan menguap terbawa angin lalu. Ah,
sabda Rasulullah benar, hanya saya yang dapat mengubah diri saya dan kehampaan
ini. Input apa pun yang mencoba masuk untuk menyembuhkan, akan sia-sia jika
diri ini sendiri tak punya semangat untuk mengobatinya.
Saya pikir, masih adakah peluang
untuk menetralkan efek racun ini?. “Semoga saja masih ada. Ya, masih ada satu
kekuatan besar dan dua sosok yang tulus cintanya kepadaku” harapku. Hampa....
tolong, menjauhlah dariku. Saya ingin manjadi orang yang bermanfaat.
Pagi yang cerah, namun terasa sedikit hampa
Kamis, 21 Mei 2015
R I Y A M I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar